Cerita di Balik Perjalanan Wisata Tour III Gema Darussalam - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Tuesday 19 June 2018

Cerita di Balik Perjalanan Wisata Tour III Gema Darussalam


Oleh : Amaq Angzie


GEMADARUSSALAM_Seminggu sebelum Lebaran Idul Fitri Tahun 1439 H. Tiba, Gerakan Pemuda Darussalam yang di singkat “Gema Darussalam” melaksanakan Musyawarah kaitan dengan program kegiatan memakmurkan Mushalla Darussalam yang dalam acara tersebut di bahas salah satunya adalah tentang pelaksanaan Wisata bagi Pemuda dan Santri santriwati Taman Pendidikan Al-Qur`an Darussalam.

Dalam Musyawarah di sepakati untuk di adakan wisata ke kawasan Kuta Mandalika Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan destinasi Wisata Halal yang di gagas Gubernur Nusa Tenggara Barat DR.TGKH. M. Zainul Majdi, MA dan Wisata Pemandian Aik Bukak di Kecamatan Batu Keliang Lombok Tengah.


Dengan Kesepakan bersama, akhirnya peserta Musyawarah menyetujui dan menetapkan hari Selasa tanggal 19 Juni 2018 sebagai hari pelaksanaan wisata tahunan yang untuk tahun ini merupakan tahun ke Tiganya dengan biaya transport berasal dari masing-masing peserta.

Sebelum rencana Wisata ini dilaksanakan, Pengurus Mushalla yang juga salah seorang penggagas Gerakan Pemuda Darussalam mengusulkan untuk menggunakan transport Bus Pariwisata yang memiliki tempat duduk sekitar 50 orang dengan tujuan untuk tampil beda dan mempermudah konsultasi dan pengaturan anak-anak TPQ, namun dengan sebab biaya sewa yang mahal akhirnya di ganti Dua kendaraan Jet Bus yang memiliki tempat duduk sekitar 20 orang persatu mobil.


Dalam proses pengumpulan biaya transport, peserta Musyawarah malam itu menunjuk Tiga orang petugas sebagai kordinator penanggungjawab,satu orang khusus pemegang uang dan dua orang bertugas sebagai penggerak, mengajak dan memastikan peserta bisa ikut dalam wisata tersebut.

Di tiga Hari sebelum hari H, menurut kordinator yang di tugaskan Hikkamurrijal, “tidak banyak yang terlihat ingin mengikuti acara tersebut, namun terlihat di akhir-akhir pelaksanaan acara yakni malam selasanya baru banyak yang mengeluarkan biaya transport sampai pagi waktu akan berangkat sehingga jumlah peserta Dewasa 40 orang lebih dan anak-anak sekitar 10 orang,”Jelas Ijang biasa ia di panggil.


Seiring perjalanan waktu, akhirnya hari yang di tunggu-tunggupun tiba, dengan bermodalkan kebersamaan dan kekompakan, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut di luar jangkaan, antusias yang di tunjukkan Jamaah Darussalam begitu besar, mulai dari pemuda sampai yang sudah berkeluargapun tidak mau ketinggalan, lebih-lebih santri-santriwati TPQ Darussalam tidak ada yang tidak hadir semua semangat dan ikut dalam acara tersebut.

Sebelum berangkat, peserta wisata sejak malamnya sibuk dengan barang-barang yang akan di bawa besoknya, terutama nasi bungkus yang di dalamnya tentu di isi lauk-lauk seperti sambal ayam goreng, telur opor goreng, biji-bijian dan lain sebagainya. Paginya mereka juga banyak yang terlihat membawa air yang sudah di masak menggunakan termos untuk menyeduh mie instan pop mei bawannya.


Dalam perjalanan itu menuju Destinasi wisata, ada cerita di balik kegembiraan yang di tunjukkan peserta, cerita tersebut datang dari sang inisiator Gerakan pemuda Darussalam, sebut saja Amaq Angzie, Pagi itu terlihat sibuk mengatur peserta wisata, mulai dari anak-anak sampai dewasa, terutama penempatan anak-anak TPQ yang terlihat amburadul, duduk di sembarangan tempat dalam mobil yang digunakan.

Terlihat anak-anak TPQ tidak ada yang mau berdiri untuk mempermudah yang lebih tua duduk duluan agar cepat berangkat, akhirnya sang inisiator ambil tindakan tegas mengatur penempatan anak-anak tersebut. Bagi mereka rekan muda yang tidak kebagian tempat, akhirnya mengalah untuk menempati bagian kab atas mobil sehingga dalam mobil terasa nyaman sedikit walau masih ada yang berdesak-desakan. Akhirnya, perjalananpun di mulai pada jam 08.20  wita, meleset dari rencana awal yaitu 07.30 wita.


Cerita itu tidak berakhir sampai di situ, kini ceritanya pindah ke dalam mobil Jet Bus yang di pandu langsung oleh pemilik mobil yaitu Yusri Nai`im, Cerita itu masih lagi dengan Amaq Angzie, dalam perjalanan itu, Amaq Angzie terlihat menyelit di samping pintu masuk mobil, berdiri menghadap samping, ingin duduk namun tidak kebagian tempat, hanya melihat peserta lain nyaman duduk sambil bercerita pengalaman dan tentang perjalanan ini. amaq angzie terlihat kaku bergerakpun susah sudah kiri sudah kanan kakinya berpijak di antara lengkungan pintu masuk mobil. Namun begitu perjalananpun tetap dilanjutkan dan sangat di nikmati.

Melalui ceritanya Amaq Angzie,  teringat satu cerita tentang perjalanan seorang tua di zaman dahulu, orang tua tersebut naik mobil Cery dari peteluan Rensing untuk menuju Pancor-Selong, di depan pasar Rensing sang orang tua menyetop mobil angkutan umum Cery yang isinya sudah terlihat penuh, dari raut wajah orang tuat terlihat keceriaan, orang tuapun menaiki mobil cery tersebut namun tidak kebagian tempat duduk karena sudah penuh dengan penumpang lain yang sudah lebih dulu berada di dalam kendaraan.


Singakat cerita, mobil umum yang di tumpangi orang tuapun sampai di tempat tujuan, Kernet cerypun meminta ongkos ke masing-masing penumpang, sang orang tuapun juga tidak lupa memberikan ongkosnya,namun tidakpenuh seperti yang dilakukan penumpang lain, orang tua memberikan setengah dari ongkos biasa, kernetpun menagih untuk di bayar penuh, orang tua malah marah dan mengatakan memakai bahasa Indonesia yang terdengar aneh  Dari Kenaikan saya sampai Keturunan saya tidak pernah mendapat kedudukan” penumpang lain yang mendengar ucapan orang tua tersebut tertawa sambil berlalu meninggalkan orang tua tersebut.

Maksud orang tua dalam kisah cerita tersebut adalah, bagaimana ongkos bisa sama dengan mereka yang duduk nyaman di kursi penumpang sedangkan saya berdiri lama di depan pintu meregang nyawa berpegangan dengan sebelah tangan yang apabila salah pegang akan terjatuh dan tergilas kendaraan lain.

Teringat kisah cerita di atas, begitalah yang terjadi pada amaq angzie hari itu, namun kisah orang tua dalam cerita tersebut berbeda dengan apa yang di alami amaq angzie karena dari semenjak naik ke atas mobil sampai pulang tidak pernah duduk karena tidak kebagaian tempat, namun amaq angzie tetap terlihat semangat walau kaki terasa ada buahnya karena menahan pijakan berjam-jam lamanya.


Cerita di Destinasi wisata, para peserta terutama pemuda terlihat sibuk berpoto, ada yang berpoto bareng, sendirian dengan berbagai gaya sebagai dokumen peribadi dan akan di upload di media sosial milik mereka masing masing. Anak-anak terlihat ceria dengan mandi manda di pantai dan kolam di tempat tujuan sebagai sebagai salah satu rangkaian mengasyikkan di setiap wisata terutama pada anak-anak.

Itulah sedikit cerita di balik perjalanan Wisata Tour III Gema Darussalam yang di dalamnya dipenuhi suasana gembira dan ceria setelah Lebaran Idul Fitri dan sebulan menahan lapar,dahaga dan hawa nafsu untuk melaksanakan salah satu Rukun Islam yaitu berpuasa di bulan Ramadhan.

No comments:

Post a Comment